Rabu, 30 Januari 2013

PETUGAS YANG MEMBAHAYAKAN


SEORANG PETUGAS YANG MEMBAHAYAKAN

        Melihat kejadian dimana seorang petugas di salah satu Perusahan ternama di kota S,sebut saja namanya bapak Herman. Kehidupan pak herman bersama keluarga sangat sederhana, beliau ingin sekali dihargai karyawan-karyawan dimana tempat dia bekerja.Ia termaksud seorang karyawan yang pekerja keras tapi sombong. Ia memiliki seorang bos yang sangat baik hati dan penuh kesabaran.
       Suatu ketika, pak Herman diberikan tugas oleh bosnya untuk mengerjakan tugas yang cukup berat dan pak Herman pun mengerjakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. tak lama kemudian, entah apa yang ada dalam pikirannya, dia merasa selama dia bekerja di perusahan tersebut, ia hanya bisa bekerja dengan semampunya tanpa ada tambahan bonus dari bosnya. Ia sangat kecewa dan ia merasa bahwa dia tidak dihargai oleh bosnya. Dalam dirinya hanyalah penyesalan dan berbagai macam keluhan.
Dengan kehidupan yang penuh dengan kebencian, ia berniat untuk menghancurkan perusahan itu. perlahan-lahan perusahan itu mengalami kebangkrutan. Dengan kejadian itu ia merasa senang dan merasa menang karena telah menghancurkan perusahan tersebut.
Suatu hari, pak Herman mengajak sekeluarganya untuk makan malam bersama di sebuah hotel ternama di kota P, selesai makan mereka langsung pulang, sebelum mereka keluar dari hotel tersebut ada seorang pendeta meninggalkan pesan pada secarik kertas yang diletakkan di antara kaca dan “wiper” mobilnya. Pesan itu berbunyi: “Sudah sepuluh kali saya berkeliling blok ini, tidak ada tempat parkir yang saya temukan, maka saya terpaksa parkir di sini. Ampunilah kami akan segala kesalahan kami.”
Ketika ia kembali ke mobilnya, ia mendapatkan pesan dari petugas parkir di tempat yang sama. Pesan itu berbunyi: “Sudah sepuluh tahun saya bekerja di sini. Apabila saya tidak memberikan surat tilang parkir kepada Anda, maka saya akan dipecat. Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12.
Cerita ini mengajarkan kita agar lebih lagi bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan bagi kita, dan bisa menghargai orang lain.
bagaimana kita bisa menghargai orang lain kalau diri kita sendiri saja kita tidak menghargai. Mengetahui siapa kita dan menghargai kualitas terbaik kita adalah langkah pertama untuk menemukan bahwa cinta diri sendiri, benar jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar